Minggu, 17 Februari 2008

Bahaya Merokok dan Pencegahannya



Jangan Biarkan Asap Rokok Meracuni Anak Anda
Jum`at, 1 Februari 2008 02:10:31

Akhir-akhir ini kebiasaan merokok aktif pada anak cenderung meningkat. Bila dulu usia anak berani merokok saat duduk di bangku SMP, sekarang ini dapat dijumpai anak-anak SD kelas 4 sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam.Padahal, konsumsi rokok sejak usia dini dapat menimbulkan kebiasaan merokok yang sulit dihentikan, serta berisiko terhadap kesehatan maupun lingkungan. Selain juga bisa menjadi pintu masuk bagi anak untuk mengkonsumsi narkoba."Karena itu penting bagi orangtua yang perokok untuk mulai menghentikan kebiasaan merokoknya itu. Karena anak juga mencontoh kebiasaan orangtuanya," kata Ketua Umum Forum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia (FK-PPAI), dr Rachmat Sentika dalam sebuah diskusi dengan wartawan, di Jakarta, Rabu (9/1).Sebagai perokok pasif, anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang banyak asap rokok memiliki risiko penyakit yang sama, jika terpapar dengan asap rokok untuk jangka waktu yang lama. Laporan The Jakarta Global Youth Tobacco Survey tahun 2000 menunjukkan, sebanyak 89 persen murid usia 13-15 tahun telah menyedot asap rokok lingkungan di tempat-tempat umum dan berisiko menderita penyakit bronkitis, pneumonia serta penyakit telinga tengah.Ditambahkan, penyakit paru kronis pada orang dewasa ternyata merupakan akibat paparan asap rokok pada masa anak. Rusaknya kesehatan masa anak itu akan diikuti dengan rusaknya kesehatan mereka di masa dewasa. Hal itu juga berarti rusaknya produktivitas bagi diri mereka maupun bagi masyarakat."Karena itu, sejak akhir tahun 60-an, di Amerika Serikat dilakukan sejumlah program penghentian merokok di sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar. Jika Amerika sudah melakukan itu sejak lama, mengapa Indonesia belum juga mengeluarkan larangan merokok pada anak," ujar dr Rachmat yang pada kesempatan itu didampingi Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Masnah Sari.Tingginya jumlah perokok di usia muda dan anak-anak, menurut dr Rachmat Sentika, antara lain, akibat pengaruh iklan yang dengan gencarnya mempromosikan produk rokok. Berangkat dari iklan itu, anak-anak dibawah usia 18 tahun belum dapat membedakan hak-hal mana yang dianggapnya baik. Ada kecenderungan dari diri anak-anak meniru apa yang disampaikan oleh iklan suatu produk rokok."Kondisi itu diperparah oleh kebiasaan merokok orangtuanya. Dengan membantu orangtua mereka yang perokok berhenti merokok, hal itu tidak saja mencegah anak-anak menjadi perokok, tetapi juga bisa mendorong remaja untuk berhenti merokok," kata dr Rachmat menandaskan.


Bahaya Rokok

Dampak rokok terhadap kesehatan sangat banyak. Namun sayangnya, masih saja banyak orang tetap menikmati rokok. Dalam asap rokok terdapat 4.000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik (menimbulkan kanker).Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.Sementara di jalur adrenergik, zat itu akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal itulah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang.Ia menyebut survey badan kesehatan dunia WHO yang mengatakan, ada sekitar 3 juta kematian setiap tahunnya akibat asap rokok pada selama kurun waktu 90-an. Penyebabnya, bukan hanya kanker paru dan jantung yang dipicu oleh berbagai racun yang disemburkan setiap isapan rokok ke dalam tubuh, namun juga oleh banyak penyakit lain yang disebabkan perilaku merokok, baik secara aktif maupun pasif.Departemen Kesehatan RI dalam situsnya menyebutkan beberapa efek rokok terhadap tubuh yang jarang dipublikasikan, seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh hingga mengakibatkan kerontokan rambut, gangguan katarak pada mata, kulit cepat keriput, kehilangan pendengaran dini, menimbulkan kerusakan gigi, rentan terkena osteoporosis, mengurangi jumlah dan kelainan bentuk sperma.Dampaknya memang tidak instan seperti halnya narkoba atau minuman keras. Dampak merokok baru akan terasa setelah 10 hingga 20 tahun setelah konsumsi.Risiko anak-anak terkena kanker paru-paru mengalami kenaikan sampai 3,6 kali dari orangtua perokok, karena anak-anak ini telah menjadi seorang perokok pasif. Secara keseluruhan penelitian juga menunjukan resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru akan mencapai 30 persen bagi anak-anak perokok pasif ini